Misteri Hilangnya Atlantis

Senin, 18 Maret 2013




Para peneliti AS menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia. Hingga kini cerita tentang benua yang hilang ‘Atlantis’ masih terselimuti kabut misteri. Sebagian orang menganggap Atlantis cuma dongeng belaka, meski tak kurang 5.000 buku soal Atlantis telah ditulis oleh para pakar.

Bagi para arkeolog atau oceanografer moderen, Atlantis tetap merupakan obyek menarik terutama soal teka-teki dimana sebetulnya lokasi sang benua. Banyak ilmuwan menyebut benua Atlantis terletak di Samudera Atlantik.

Sebagian arkeolog Amerika Serikat (AS) bahkan meyakini benua Atlantis dulunya adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land, suatu wilayah yang kini ditempati Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun silam, benua itu tenggelam diterjang banjir besar seiring berakhirnya zaman es.

”Para peneliti AS ini menyatakan bahwa Atlantis is Indonesia,” kata Ketua Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof Umar Anggara Jenny, Jumat (17/6), di sela-sela rencana gelaran ‘International Symposium on The Dispersal of Austronesian and the Ethnogeneses of the People in Indonesia Archipelago, 28-30 Juni 2005.

Kata Umar, dalam dua dekade terakhir memang diperoleh banyak temuan penting soal penyebaran dan asal usul manusia. Salah satu temuan penting ini adalah hipotesa adanya sebuah pulau besar sekali di Laut Cina Selatan yang tenggelam setelah zaman es.

Hipotesa itu, kata Umar, berdasarkan pada kajian ilmiah seiring makin mutakhirnya pengetahuan tentang arkeologimolekuler. Tema ini, lanjutnya, bahkan akan menjadi salah satu hal yang diangkat dalam simposium internasional di Solo, 28-30 Juni.

Menurut Umar, salah satu pulau penting yang tersisa dari benua Atlantis — jika memang benar — adalah Pulau Natuna, Riau. Berdasarkan kajian biomolekuler, penduduk asli Natuna diketahui memiliki gen yang mirip dengan bangsa Austronesia tertua.

Bangsa Austronesia diyakini memiliki tingkat kebudayaan tinggi, seperti bayangan tentang bangsa Atlantis yang disebut-sebut dalam mitos Plato. Ketika zaman es berakhir, yang ditandai tenggelamnya ‘benua Atlantis’, bangsa Austronesia menyebar ke berbagai penjuru.

Mereka lalu menciptakan keragaman budaya dan bahasa pada masyarakat lokal yang disinggahinya dalam tempo cepat yakni pada 3.500 sampai 5.000 tahun lampau. Kini rumpun Austronesia menempati separuh muka bumi.

Ketua Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI), Harry Truman Simanjuntak, mengakui memang ada pendapat dari sebagian pakar yang menyatakan bahwa benua Atlantis terletak di Indonesia. Namun hal itu masih debatable.

Yang jelas, terang Harry, memang benar ada sebuah daratan besar yang dahulu kala bernama Sunda Land. Luas daratan itu kira-kira dua kali negara India. ”Benar, daratan itu hilang. Dan kini tinggal Sumatra, Jawa atau Kalimantan,” terang Harry. Menurut dia, sah-sah saja para ilmuwan mengatakan bahwa wilayah yang tenggelam itu adalah benua Atlantis yang hilang, meski itu masih menjadi perdebatan.

Dominasi Austronesia Menurut Umar Anggara Jenny, Austronesia sebagai rumpun bahasa merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah manusia. Rumpun ini memiliki sebaran yang paling luas, mencakup lebih dari 1.200 bahasa yang tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Bahasa tersebut kini dituturkan oleh lebih dari 300 juta orang.

”Pertanyaannya dari mana asal-usul mereka? Mengapa sebarannya begitu meluas dan cepat yakni dalam 3500-5000 tahun yang lalu. Bagaimana cara adaptasinya sehingga memiliki keragaman budaya yang tinggi,” tutur Umar.

Misteri Hilangnya Suku Maya


Suku bangsa Maya, merupakan salah satu suku paling terkenal sekaligus misterius di dunia. Mereka terkenal karena memiliki kebudayaan tinggi dan mewariskan bangunan-bangunan megah seperti house of the dove (rumah merpati) di kawasan mesoamerika. Suku ini juga dianggap misterius, karena hilang begitu saja dari panggung sejarah. Nggak ada jejaknya.
Sampai kini, para arkeolog terus berusaha menyingkap misteri bangsa ini. Berkat kegigihan, sepertinya misteri hilangnya suku ini mulai terungkap.
Menurut para peneliti dari Marshall Space Flight Center di Huntsville, Alabama, AS, seperti dikutip dari livescience, suku ini mungkin punah karena perubahan iklim. Kesimpulan ini didapat setelah mereka mengamati wilayah Amerika Tengah via satelit.
Program satelit yang mengamati kawasan itu dikenal sebagai SERVIR. Diluncurkan awal tahun 2005. Mulanya, satelit ini digunakan untuk menolong pemerintah menghalau kebakaran hutan, meningkatkan potensi lahan dan membantu memperbaiki  kerusakan lingkungan.  Kenyataannya, program satelit ini bukan cuma membantu dalam hal-hal tersebut saja, tapi juga menemukan jejak-jejak kuno Suku Maya. Jejak ini berkemungkinan besar wilayah pertanian masa lalu yang rusak berat.

Servir memberi informasi, bahwa perubahan iklim mungkin merusak ekosistem dan keanekaragaman hayati yang dimiliki lingkungan Suku Maya.
Sebelumnya, ada banyak dugaan mengenai penyebab hilangnya Suku Maya. Ada yang bilang disbabkan oleh badai topan, kelebihan penduduk, wabah penyakit hingga pemberontakan petani. Namun, Arkeolog Nasa satu-satunya, Sever, menyebut bahwa kepunahan itu mungkin disebabkan oleh perubahan iklim.
Suku Maya mungkin saja mengeksploitasi lahan subur yang disebut bajos dan tergantung pada lahan ini. Buktinya, citra satelit memperlihatkan adanya demaga kuno, kanal-kanal pengairan dan ladang-ladang pertanian.
Ketika musim kering yang panjang melanda akibat perubahan iklim, lahan pertanian subur ini menjadi kerontang dan tak menghasilkan. Ini membawa kemunduran besar bagi Suku Maya sampai akhirnya mereka hilang dari sejarah.


Misteri Cahaya Marfa


Photobucket
Pada tahun 1957, satu artikel di sebuah majalah menceritakan adanya fenomena misterius berupa penampakan bola cahaya aneh pada malam hari di dekat wilayah Marfa, Texas. Ukurannya sebesar bola basket dan terlihat mengapung setinggi bahu ke atas.


Kadang bola cahaya ini terlihat berjumlah lebih dari satu. Beberapa saksi bahkan menyaksikan bola cahaya ini membelah dan bertambah banyak. Biasanya bola-bola cahaya ini berwarna putih, merah, kuning, atau oranye dan bergerak naik turun.

Walaupun fenomena ini pertama kali dipublikasikan pada tahun itu, laporan yang lebih awal bisa ditemukan lewat cerita mulut ke mulut sejak puluhan tahun sebelumnya.

Pada tahun 1883, Seorang penduduk Texas bernama Robert Ellison sedang berkemah di sebelah barat Paisano Pass, Texas. Tak lama kemudian ia mulai menyaksikan cahaya-cahaya aneh berbentuk bola di kejauhan.

Pada mulanya ia mengira kalau cahaya itu adalah sinyal dari suku Indian Apache. Namun setelah memandangnya selama beberapa saat, ia menyadari bahwa cahaya itu bukan seperti yang dipikirkannya. Selama beberapa saat, Ellison melihat bola cahaya aneh itu menari-menari dengan liar di atas permukaan tanah. Penasaran, ia pulang ke rumah dan menceritakan penampakan itu kepada teman-temannya.

Salah seorang dari teman Ellison kemudian mengatakan kepadanya bahwa cahaya itu memang sering terlihat di tempat itu dan tidak ada seorangpun yang tahu darimana asalnya.

Setelah publikasi tahun 1957 mengenai fenomena ini, penampakan bola cahaya tersebut menjadi hal yang sangat biasa di wilayah itu. Para penduduk dapat melihat cahaya Marfa muncul hampir setiap malam.

Mereka yang ingin tahu kemudian mencoba menyelidiki sumber bola cahaya tersebut. Namun mereka tidak menemukan apapun. Tidak ada bangunan, api unggun, aktifitas manusia atau deposit mineral yang mencurigakan.

Saking umumnya fenomena ini, di wilayah Marfa, bahkan disediakan satu tempat dimana para turis dapat melihat cahaya tersebut dengan jelas, yaitu di sisi selatan Highway 90, sekitar 8 mil timur Marfa. Para pemburu cahaya dapat memarkir mobil mereka disitu dan melihat ke arah puncak Chinati. Dan disinilah umumnya mereka bisa melihat bola-bola cahaya aneh menari-nari di udara.

Darimanakah cahaya misterius itu berasal ?

Teori-teori
Ada beberapa teori yang berusaha menjelaskan sumber cahaya aneh tersebut, baik yang bersifat sains atau tidak.

Sebagian orang menyebut cahaya ini adalah cahaya yang berasal dari ufo atau alien. Sebagian lagi mengatakan bahwa cahaya itu adalah arwah yang termanifestasi dalam bentuk orb.

Tentu saja saya tidak akan menghabiskan waktu untuk membahas kedua teori itu. Tapi saya akan membahas teori yang bersifat sains.

Gas Rawa
Satu abad yang lalu, tidak ada cahaya yang lebih terang dibanding lentera atau api unggun. Jadi beberapa peneliti mengusulkan kemungkinan gas yang berasal dari rawa. Gas yang naik dari rawa akan termanifestasi dalam bentuk cahaya-cahaya. Namun masalahnya di wilayah marfa, tidak pernah ada rawa yang ditemukan.

St Elmo's Fire
Teori lainnya adalah St Elmo's Fire, yaitu sebuah fenomena cuaca elektrikal dimana cahaya plasma tercipta oleh pelepasan koronal yang berasal dari objek dekat permukaan tanah yang berada di atmosfer yang dipenuhi oleh medan elektrik.

Stop ! anda mungkin berteriak !

Tenang, saya tahu, definisi di atas terlalu membingungkan. Bahkan saya yang menulisnya sama sekali tidak mengerti artinya.

Jadi saya akan mempermudahnya. St Elmo's fire adalah kilauan yang menyertai pelepasan listrik yang terus menerus dari objek tertentu.

(Jika anda masih belum memahami definisi ini, maka saya tidak tahu harus berkata apa lagi.)

Oh ya, St Elmo's Fire ini juga pernah menjadi teori penjelasan mengenai penampakan ufo di masa lampau seperti foo fighters yang pernah saya tulis sebelumnya.

Fenomena ini sering muncul ketika terjadi petir dan waktu tertentu dimana awan yang mengandung muatan listrik muncul. Namun disinilah kelemahan teori ini. Fenomena ini tidak tercipta apabila syarat di atas tidak terpenuhi.

Pembalikan temperatur
Diantara semua teori mengenai sumber cahaya Marfa, ada satu teori yang dianggap paling tepat sebagai pemecahan kasus ini. Teori ini telah diuji dan dibuktikan, yaitu teori pembalikan temperatur.

Menurut beberapa peneliti, cahaya Marfa sesungguhnya berasal dari lampu mobil yang bertemu dengan fenomena pembalikan temperatur.

Pembalikan temperatur sendiri terjadi ketika udara padat yang dingin terjebak pada lapisan udara hangat di dekat tanah.

Jadi, ketika sebuah mobil lewat di jalan tol, bahkan bermil-mil jauhnya, dan bertemu dengan kondisi pembalikan temperatur, maka cahaya lampu mobil akan menciptakan bola-bola cahaya aneh yang mengapung di udara.

Dalam kasus Marfa, pembalikan temperatur terjadi akibat Iklim puncak Chinati yang hangat bertemu dengan iklim plato Marfa yang lebih dingin.

Oh ya, satu lagi. Teori ini juga dipakai oleh para pejabat militer Amerika dari project blue book untuk menjelaskan fenomena Washington national airport sightings.

Eksperimen pembuktian cahaya Marfa
Teori penyimpangan temperatur ini terbukti pada tahun 2004. Saat itu University of Texas mengirim sekelompok mahasiswa fisika untuk menyelidiki cahaya Marfa. Mereka menemukan bola-bola cahaya ini muncul tepat ketika mobil melewati Highway 67. Dan bukan itu saja, frekuensi kemunculan cahaya ini memiliki korelasi dengan frekuensi lalu lalang kendaraan di Highway 67.

Eksperimen pembuktian cahaya Min min
Kesimpulan para mahasiswa fisika ini juga diteguhkan oleh seorang profesor dari University of Queensland, Australia, yang menyelidiki Cahaya Min min di Australia.

Menurut Prof. Jack Pettigrew, cahaya Min min di Queensland juga tercipta akibat refleksi dari sumber cahaya yang bermil-mil jauhnya. Bahkan menurutnya, ia bisa menciptakan cahaya yang sama dengan fenomena Min min.

Pertama kali Prof Pettigrew melihat cahaya Min min, ia juga kebingungan dibuatnya. Namun setelah melakukan penelitian yang mendalam, ia menyadari bahwa pada saat ia menyaksikan bola cahaya itu, ada sebuah mobil yang sedang lewat di dekat situ.

Sama seperti para mahasiswa fisika dari University of texas, Prof Pettigrew juga mengadakan uji coba. Ia mengendarai mobilnya melewati jalan tertentu di Queensland dan enam pengamat yang berdiri di tempat lain menyaksikan sebuah bola cahaya mengapung di udara, Cahaya Min min.

Kesimpulan akhir
Ok...sekarang kita tahu bahwa cahaya bumi seperti cahaya Marfa misalnya disebabkan oleh adanya lampu mobil yang bertemu dengan pembalikan temperatur.

Tapi, bagaimana dengan penampakan Robert Ellison pada tahun 1883. Henry Ford baru menciptakan mobil pertamanya tahun 1896.

Para peneliti yang menganggap misteri ini telah terpecahkan berpikir sangat sederhana. Mereka menyimpulkan bahwa tidak ada bukti bahwa Robert Ellison pernah menyaksikan cahaya Marfa. Jadi mereka beranggapan bahwa penampakan cahaya sebelum mobil lalu lalang di Marfa adalah laporan palsu.

Nah, disinilah saya memiliki perbedaan pendapat dengan para peneliti. Menurut saya kebetulan yang aneh kalau cerita turun temurun kemudian "kebetulan" termanifestasi di wilayah yang sama puluhan tahun kemudian.

Tapi apa boleh buat. Apabila di pengadilan, untuk membuktikan seseorang bersalah atau tidak bersalah, dibutuhkan Saksi dan Bukti.

Mengenai penampakan Ellison, saksinya sudah lama menjadi tanah. Sedangkan mengenai bukti, sayang, saat itu Ellison tidak membawa kamera. Tapi kita tidak bisa menyalahkannya bukan ?

Apakah misteri cahaya Marfa sudah terpecahkan ? Saya rasa saya akan menganggapnya benar-benar terpecahkan jika penampakan Ellison bisa dijelaskan.

Misteri Mothman - Manusia ngengat dari Point Pleasant


Photobucket

Sudah banyak Blog misteri atau Situs misteri yang membahas tentang Mothman. Di dalam Kumpulan Misteri dunia yang tidak terpecahkan, Mothman termasuk yang paling banyak dibahas. karena Blog ini juga didedikasikan untuk melaporkan Misteri Dunia, maka pembahasan ini khusus bagi mereka yang belum pernah mendengar tentang Mothman, manusia ngengat dari Point Pleasant.

Mothman adalah sebuah nama yang diberikan kepada satu mahkluk yang dilaporkan terlihat di Point Pleasant, Virginia barat antara 12 November 1966 hingga Desember 1967. Banyak saksi menyatakan bahwa Mothman adalah makhluk yang bersayap seperti ngengat, tinggi seukuran manusia dan yang paling menonjol adalah kedua matanya yang merah menyala. Terkadang ada beberapa saksi yang mengatakan bahwa makhluk itu tidak memiliki kepala dan matanya ada di dadanya.

Kesaksian pertama tentang Mothman datang pada tanggal 12 November 1966 dari 5 pria yang sedang berada di pekuburan lokal mempersiapkan sebuah acara penguburan. Ketika mereka sedang bekerja, mereka menyadari adanya satu makhluk yang berbentuk manusia berwarna gelap muncul dari antara pepohonan dan kemudian terbang melewati kepala mereka.

Laporan lain berasal dari dua pasang suami istri muda dari Point Pleasant bernama David dan Linda Scarberry dan Steve dan Mary Mallette. Suatu malam pada tanggal 15 November 1966, mereka sedang melakukan perjalanan malam dengan mobil milik Scarberry. Mereka melewati sebuah wilayah pabrik-pabrik di Virginia barat yang bernama TNT. Nama itu diberikan karena pada masa perang dunia kedua, pabrik itu digunakan sebagai lokasi pembuatan amunisi. Ketika mereka melewati area tersebut, mereka melihat adanya dua mata merah besar di kegelapan malam dekat gerbang pabrik. Mereka menghentikan mobil dan akhirnya menyadari bahwa kedua lampu merah tersebut adalah sepasang mata milik satu makhluk aneh. Dalam deskripsinya, mereka mengatakan,"Makhluk itu memiliki tinggi dan bentuk seperti manusia, mungkin tingginya sekitar 1,8 meter dan memiliki sayap yang terlipat di punggungnya."

Dengan ketakutan, mereka segera memacu mobilnya menuju rute 62. Makhluk itu segera bereaksi dengan terbang mengejar mereka. Mereka menyadari bahwa makhluk itu semakin mendekat walaupun mobil dikemudikan dengan kecepatan lebih dari 100 mil/jam. Namun kemudian, makhluk itu menghilang secara misterius.

Menurut Deputi Sherif Millard Halstead yang menerima laporan mereka ,"Saya mengenal anak-anak ini seumur hidup mereka, mereka tidak pernah membuat onar. Mereka benar-benar ketakutan malam itu. Saya menanggapi laporan mereka dengan serius." Setelah berita itu menyebar ke penduduk lokal, beberapa pria dengan senjata segera menyisir wilayah TNT untuk mencari tanda-tanda keberadaan makhluk tersebut. Namun tidak ada jejak apapun yang ditemukan.

Kesaksian berikutnya datang dari Pasangan Raymond Wamsley dan Nyonya Marcella Bennett. Ketika mereka hendak berkendara untuk mengunjungi sahabat mereka Ralph Thomas, mereka menyadari adanya satu figur yang muncul di belakang mobil mereka yang sedang diparkir. Menurut Nyonya Bennett sepertinya makhluk itu sedang berbaring dan kemudian perlahan-lahan bangkit dari tanah. Dan terlihatlah bentuknya yang besar berwarna abu-abu dengan sepasang mata yang merah menyala dan sayap yang terlipat dipunggungnya. Nyonya Bennet begitu ketakutan sehingga ia menjatuhkan bayi yang sedang digendongnya. Ketika Wamsley menelepon polisi, makhluk itu menghilang .

Kesaksian lain mulai susul menyusul dan cerita ini mulai tersebar dengan luas. Pada tanggal 24 November berikutnya, 4 orang menyaksikan makhluk tersebut terbang melintasi area TNT.

Pada tanggal 25 November pagi, Thomas Ury yang sedang berkendara di rute 62 mengaku menyaksikan satu makhluk sedang berdiri di ladang, kemudian merentangkan sayapnya dan terbang. Ia segera memacu mobilnya ke kantor serif untuk memberikan laporan.

Media mulai meliput penampakan makhluk ini. Seorang reporter dari koran Ohio menjuluki makhluk ini dengan sebutan Mothman - manusia ngengat. Hal ini dikarenakan adanya saksi yang mendeskripsikan sayap makhluk tersebut yang berbentuk seperti sayap ngengat. Deskripsi lain tentang Mothman adalah adanya suara mencicit yang dikeluarkan makhluk tersebut. Saksi lain bahkan mendeskripsikan suaranya seperti seorang wanita yang sedang menjerit.

Penampakan-penampakan terus terjadi hingga tahun berikutnya. Pada tanggal 15 Desember 1967, sebuah jembatan yang bernama Silver Bridge yang dibangun pada tahun 1928 runtuh dan menewaskan 46 orang. Laporan yang masuk menyatakan adanya penampakan Mothman beberapa saat sebelum jembatan itu runtuh.

Pada malam runtuhnya jembatan, masyarakat sekitar melaporkan adanya cahaya-cahaya misterius tampak di langit. Dan Beberapa hari kemudian, seorang reporter bernama Mary Hire kedatangan seseorang misterius dengan baju hitam dan dasi. Mereka berkata bahwa mereka ingin mengetahui penampakan tentang cahaya-cahaya di langit. Dan mungkin karena peristiwa-peristiwa misterius terjadi secara berurutan di Point Pleasant, maka spekulasi berkembang sedemikian rupa. Seorang penulis bernama John Keel, pada tahun 1975 menulis sebuah buku berjudul "The Mothman Prophecies" yang mengkaitkan Mothman dengan aktifitas Parapsikologi, UFO dan Men in Black.

Apapun makhluk yang bernama Mothman, dapat dipastikan bahwa makhluk itu bukan tipuan. Mengingat lebih dari 100 orang mengaku pernah berjumpa dengannya. Laporan penampakan tersebut bahkan meluas ke wilayah Ohio, Galipolis, Salem, St Albans, Lowell, Maysville dan Kentucky.

John Keel percaya bahwa Point Pleasant adalah wilayah "jendela" dimana sering terdapat laporan tentang penampakan aneh, monster dan kedatangan orang-orang misterius. Para penduduk percaya bahwa peristiwa-peristiwa misterius di Point Pleasant adalah akibat dari kutukan Cornstalk yang ditujukan kepada Point Pleasant pada tahun 1770-an. Cornstalk adalah nama seorang pemimpin dari suku Indian Shawnee. Suku mereka dipaksa untuk pindah oleh orang kulit putih ke Ohio. Chief Cornstalk kemudian dikhianati dan dibunuh oleh orang kulit putih. Sesaat sebelum kematiannya, ia mengucapkan kutukan atas tanah yang kini menjadi wilayah Point Pleasant.

Diantara makhluk legendaris lainnya, mungkin Mothman-lah yang paling unik, karena laporan tentang penampakan makhluk ini tidak datang hanya dari masyarakat umum, namun juga dari petugas kepolisian dan tokoh masyarakat.

Pemunculan Mothman diluar Ohio dan Virginia yang tercatat adalah di Inggris di sepanjang jalan desa dekat Sandling Park, Kent pada tanggal 16 November 1963. Empat orang peternak melihat binatang bergerak dari langit dan menghilang dibalik pepohonan tidak jauh dari mereka. Karena takut, mereka lari, tapi kemudian berhenti setelah melihat cahaya keemasan berbentuk oval melayang beberapa kaki diatas ladang. Mereka mendeskripsikan benda tersebut sebagai UFO. Tiba-tiba, mengiringi pemunculan itu, sebuah bayangan gelap berjalan dan menghampiri para peternak itu. Bayangan itu ternyata milik dari satu makhluk hitam gelap, setinggi manusia, tanpa kepala dan bersayap seperti kelelawar. Mereka begitu ketakutan sehingga tidak dapat bergerak, dan kemudian makhluk tersebut menghilang begitu saja.

Foto dibawah ini diambil oleh sepasang suami istri dari Kentucky yang sedang berjalan-jalan bersama anjing mereka. Mereka tinggal di perbatasan antara Ohio dan Kentucky. Ketika mereka sedang memandang jembatan yang menghubungkan dua negara bagian tersebut, mereka melihat satu objek yang sedang hinggap di ujung jembatan dan kemudian terbang. Mereka mengambil kamera dan segera memotretnya. Mothman ?





Tidak ada yang tahu pasti mengenai Mothman, paling tidak ia menambah misteriusnya dunia. Dan bukankah itu yang kita inginkan. Sesuatu yang tidak terjawab.

Misteri Zodiac Killer

Sketsa Zodiak Killer


sketsa Zodiak Killer lainnya

Pernahkah kalian mendengar kisah tentang Zodiac killer ? Oknum misterius ini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan hingga sekarang. Bahkan, dalam beberapa blog maupun forum, Zodiac killer merupakan salah satu tokoh paling misterius. Berikut kisahnya.

Sesuai dengan namanya, Zodiac killer merupakan seorang pembunuh berantai yang beroperasi di daerah California Utara. Pembunuh ini beraksi sekitar tahun 1960 - an, jadi kisahnya lumayan sudah lama.

Identitas Zodiac killer belum diketahui hingga saat ini. Darimana pembunuh berantai ini mendapat julukannya sebagai " The Zodiac Killer " ? Nama Zodiac killer diciptakan karena sering munculnya penyebutan Zodiac dalam serangkaian surat yang dikirim ke media pers setempat.

Tidak ada yang mengetahui siapa pengirimnya, yang jelas, di dalam surat - surat itu tersimpan kriptogram dan sandi - sandi yang membingungkan. Tiga dari surat itu belum terselesaikan hingga saat ini. Diduga surat - surat itu berasal dari Zodiac killer.

Korban dari Zodiac killer dibunuh di empat tempat yang berbeda, diantaranya Benicia, Vallejo, Danau Berryessa, dan San Fransisco. Empat pria dan tiga wanita yang diperkirakan berumur 16 - 29 tahun menjadi korbannya antara bulan Desember 1968 sampai Oktober 1969. Sejumlah tersangka telah ditetapkan oleh penegak hukum, namun tidak ada cukup bukti yang membuktikan bahwa mereka adalah pelakunya.

Kepolisian San Fransisco menutup kasus ini pada tahun 2004 karena mengalami kebuntuan dalam penyelidikannya, namun kasus dibuka kembali pada tahun 2007. Kasus ini juga dibuka kembali di kota Vallejo, Napa County, dan Solano County. Bahkan Departemen Kehakiman California telah mempertahankan kasus ini sejak tahun 1969.

Dalam suratnya yang dikirim ke surat kabar lokal, penulisnya mengklaim telah melakukan pembunuhan sebanyak 37 kali. Tetapi, setelah dilakukan penyelidikan, hanya ada 7 korban yang diketahui, bahkan dua diantaranya selamat.


Para korban itu adalah

  • David Arthur Faraday (17) dan Betty Lou Jensen (16) ditembak dan dibunuh pada tanggal 20 Desember 1968 di Danau Herman Road.

  • Michael Renault Megeau (19) dan Darlene Elizabeth Ferrin (22) ditembak pada tanggal 4 Juli 1969 di lapangan parkir Blue Rock Springs Park di Vallejo. Michael selamat dari serangan itu, tapi Ferrin meninggal ketika dibawa ke rumah sakit terdekat.

  • Bryan Calvin Hartnell (20) dan Cecelia Ann Shepard (22). Keduanya ditusuk di danau Berryessa pada tanggal 27 Sepetember 1969. Bryan bertahan dengan 6 luka tusukan dari belakang, sedangkan Cecelia tidak dapat bertahan dan meninggal pada tanggal 29 September 1969.

  • Paul Lee Stine (29), ditembak pada tanggal 11 Oktober 1969 di lingkungan Heights Presidio, San Fransisco.


Meskipun ke - 7 korban tadi dapat diidentifikasi, namun muncul dugaan korban yang lain. Korban - korban pembunuhan berikut diduga juga menjadi korban Zodiac killer, meskipun belum satu pun yang bisa dikonfirmasi

  • Cheri Jo Bates (18), ditusuk hingga tewas pada tanggal 30 Oktober 1966 di Riverside Community College.

  • Robert Domingos(18) dan Linda Edwards (17) ditembak hinga tewas pada tanggal 4 Juni 1966 di pantai dekat Lompoc.

  • Kathleen Johns (22), diduga diculik oleh Zodiac killer pada tanggal 22 Maret 1970 di wilayah barat Modesto. Dia dilaporkan berhasil melarikan diri setelah disekap kurang lebih 3 jam.

Jalan Bimini


Jalan ini terletak di dasar laut yang tidak jauh dari segitiga Bermuda. Para diver (penyelam) yang menyelami daerah ini tentu pernah melihat sebentuk jalan setapak di bawah laut utara Pulau Bimini di Kepulauan Bahama. Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam. Namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”. Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam). Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu. Dan Jalan Bimini masih menjadi pertanyaan : apakah jalan itu dibuat alam atau manusia.


Jalan Bimini adalah formasi batu di dasar laut yang terletak di dekat Bimini di Kepulauan Bahama. Batu ini berbentuk persegi. Jalan Bimini ditemukan pada tanggal 2 September 1968 oleh J. Manson Valentine ketika menyelam. Tepat seperti yang pernah diutarakan oleh seorang ahli metafisik terkenal Amerika, Edgar Cayce yang meramalkan bahwa bukti dari sisa2 peradaban Atlantis akan muncul di sekitar Bahama diantara tahun 1968 dan 1969.

Banyak orang berpendapat jalan setapak itu dibuat oleh alam dan dianggap sebagai peristiwa geologi, namun penataan batu jalan itu menimbulkan pertanyaan lanjutan karena terlalu “rapi”. Beberapa ahli menduga jalan itu adalah bagian dari Kota Atlantis (seperti yang ditulis oleh Plato beberapa abad silam).Tapi hingga hari ini belum ada bukti tambahan mengenai keberadaan “kota yang hilang” itu.

Saat ini,pencarian dari sisa2 daratan atlantis masih terus dilakukan, terutama diperairan Bahama ini, karena menurut beberapa prediksi dari para arkeolog, mungkin masih banyak temuan yang bisa didapat untuk menguak misteri Atlantis.

Sampai saat ini Bimini road sendiri masih banyak diliputi kontroversi, bagi orang-orang yang percaya bahwa Atlantis benar2 eksis, mereka beranggapan mungkin ini dulunya merupakan sebuah jalan raya kuno, adapula yang menganggap reruntuhan sebuah tembok bangunan/benteng dari peradaban tsb.

Antara Jalan Bimini dengan Kota Atlantis yang hilang

Atlantis adalah sebuah benua yang hilang, rumah pertama peradaban, tanah terang dan keemasan yang diterbangkan oleh serangkaian puncak kekuatan ledakan. Ia kemudian terbaring lelap di dasar samudra, dengan pucuk-pucuk pegunungannya menjulang dari alas laut.
Legenda itu ”dibangun” oleh Plato, filsuf Yunani, sebagai latar belakang dua dialognya yang terkenal. Bangunan itulah yang kemudian dikembangkan para romantikus besar melalui perjalanan abad.
Namun, di dalam hampir semua ensiklopedia, Atlantis tak lebih dari sebuah dongeng. Ia tak pernah dirujukkan ke dalam catatan sejarah mana pun. Tapi, ”Betapapun, para geolog dan oseanografer seolah bersetuju bahwa ‘sesuatu’ yang menyerupai benua pernah hadir di sekitar Atlantik,” tulis Charles Berlitz di dalam bukunya, The Mystery of Atlantis, yang terbit pada 1976.
Nama Atlantis muncul dalam dua dialog yang ditulis Plato pada abad ke-4 Sebelum Masehi (SM), Timaeus dan Critias. Dialog ini bercerita tentang kunjungan Solon ke Mesir. Di negeri itu Solon menemukan, para pendeta Mesir kuno di Sais pernah menulis catatan tentang keberadaan ”sebuah pulau benua di bawah Pilar-pilar Hercules” –nama purba untuk Gibraltar.
Plato berpendapat bahwa Atlantis tenggelam 9.000 tahun sebelum masanya. Jadi, sekitar 11.600 tahun yang silam. Di dalam Critias dinarasikan, gempa dan banjir yang kejam telah menenggelamkan benua itu hanya dalam sehari semalam. Tetapi, sejak awal ”tesis” Plato sudah mengutubkan dua kelompok: yang percaya dan yang tidak percaya terhadap ”penemuan” itu.
Herodotus, ahli sejarah berkebangsaan Yunani yang hidup pada abad ke-5 SM, juga meninggalkan beberapa naskah rujukan yang menyebut keberadaan kota misterius di Samudra Atlantik. Walau tidak secara eksplisit menyebut Atlantis, Herodotus menyebut nama bangsa yang memiliki kesamaan bunyi dengan Atlantis, semisal ”Atarantes” dan ”Atalantes”.
Apa pun bukti dan teori yang dikemukakan para arkeolog untuk menisbikan teori Atlantis, jumlah mereka yang percaya ternyata tak pernah berkurang. Bukti-bukti baru mengenai keberadaan Atlantis pun terus bermunculan. Pada 1968, misalnya, Dr. Manson Valentine menemukan reruntuhan yang kemudian ternama dengan sebutan ”Bimini Road”.

Jalan Bimini itu adalah sejumlah tembok, fondasi, jalan, dan dermaga yang tersembunyi di kedalaman, di sebelah timur Bimini Utara. Temuan itu sekali lagi menyebabkan kontroversi keberadaan Atlantis menjadi pembicaraan ramai. Bagi para saintis penentang teori Atlantis, ”Bimini Road” tak lebih dari sekumpulan karang dan bebatuan laut biasa.

Ini adalah beberapa contoh gambar "Jalan Bimini"

Photobucket